Pernahkah anda melihat cakrawala ketika matahari terbit di ufuk timur ?
Jika iya, anda pasti pernah memperhatikan dengan seksama bagaimana lembutnya cahaya matahari yang datang dan pergi itu.
Bagaimana dingin yang berubah menjadi hangat dan bagaimana hangat menjadi dingin.
Bukan tentang suhu atau suasananya. Tapi fokuslah pada cahayanya !
ketika pagi datang, cahaya sunrise dengan cepat menembus sampai ke ujung barat melewati kegelapan permukaan bumi melalui celah cakrawala timur. Begitu cepat.
Bagai matahari yang kehilangan sinar dan mulai mengintip melalui awan gelap yang bercelah semakin membesar. Layaknya lampu sorot yang menyinari obyek tertentu yang memaksa kita untuk penasaran, ada apa ?
Semuanya dapat dijelaskan dengan ilmu.
Dalam buku Rangkuman Pengetahuan Alam dan Umum Lengkap, hal.128 (M. Kusnadi Warsie, CV Cahaya Agency, Surabaya) menyatakan bahwa "cahaya merupakan partikel-partikel yang sangat kecil dan bergerak sangat cepat dengan lintasan garis lurus dengan kecepatan 300.000 km/detik"
note : Tentu saja tertulis disitu setelah adanya referensi dari penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh ahli cahaya, meskipun tidak seakurat itu, tetapi setidaknya mendekati angka itu.
300 ribu kilometer per detik, mampu mengitari bumi ini kurang dari sekejap. Lalu bagaimana "mereka" mengukur jarak antar planet ?
Jawabnya mudah saja, jika itu planet mars, maka bisa saja mereka mengirimkan seberkas cahaya yang diterima oleh alat khusus yang didatangkan lebih dulu ke sana, lalu menghitung berapa lama cahaya itu sampai di sana.
Lalu bagaimana mereka mengukur jarak planet yang katanya berjarak ribuan tahun cahaya ?
Wong cahaya saja butuh waktu ribuan tahun untuk sampai disana.
Wong cahaya saja butuh waktu ribuan tahun untuk sampai disana.
Nah itu yang tidak tau. Kan saya bukan ahli cahaya...
Haha.
Haha.
Sumber Gambar : astronesia.blogspot.com